Cerita Sek Dewasa Ngentot Ibu Bos di Kantor
Cerita Sek Dewasa Ngentot Ibu Bos di Kantor -
ceritadewasangentot.terus.co. Sebuah kisah seks, cerita ngentot dewasa
ML atau bercinta dengan bos atau atasan di ruang kerja sebuah kantor.
Bos wanita yang bernama Ibu Susan yang memiliki tubuh indah dan bersih.
Berikut ini adalah kisah lengkapnya!
Cerita Sek Dewasa
![]() |
Cerita Sek Dewasa |
Kehidupan itu ada pasang surutnya, ketika saya sedang jaya, saya
mempunyai client yang lumayan banyak untuk ukuran AE pemula di sebuah
advertising.
Dan dengan ketekunan saya, perusahaan tempat saya bekerja mengalami
kemajuan pesat hingga mencapai Top 5 billing di semua stasiun TV. Dan
kemudian bencana datang, Perusahaan tersebut bangkrut karena miss
management.
Ditengah kesusahan datanglah tawaran dari Nancy, junior saya yang telah
pindah ke Gokil Advertising, dan mengenalkan saya dengan Ibu Susan,
pemilik perusahaan tersebut. Ibu Susan dipertengahan abad usianya, masih
mempunyai tubuh yang terawat dengan baik, body-nya tidak kalah dengan
gadis-gadis yang masih muda yang menjadi anak buahnya di Gokil
Advertising.
Karena prestasi kerja saya yang baik, kami sering mengadakan meeting
after hours, dan progress kerja saya yang baik, membuat kami cukup
akrab..tapi pada suatu malam ada kejadian yang benar-benar mengubah
hidup saya! Begini anak-anak ceritanya..
DOWNLOAD VIDIONYA DISINI
Suatu malam, ketika karyawan lain telah pulang, Saya tengah memaparkan pendekatan saya terhadap satu perusahaan rokok terkemuka, dan kemudian tiba-tiba Ibu Susan berkata,
Suatu malam, ketika karyawan lain telah pulang, Saya tengah memaparkan pendekatan saya terhadap satu perusahaan rokok terkemuka, dan kemudian tiba-tiba Ibu Susan berkata,
“Waduh, kog punggungku gatal ya?”

Saya masih berusaha menahan diri untuk tidak terlalu cepat menolongnya, takut nanti dianggap kurang ajar!
Semakin lama gatalnya sepertinya semakin bertambah,
“Tolong Dik Uki, bisa garuki punggung Ibu?”
Saya mengangguk dan berusaha membuang pikiran kotor saya, yang ingin
sekali rasanya mengetahui lebih dalam bentuk tubuh boss yang cantik dan
keturunan bangsawan ini..
Saya garuk pelan-pelan, tapi lebih tepatnya hanya mengusap-usap punggungnya saja, takut kalau Ibu Susan kesakitan.
“Dik Uki, agak keras dikit, masih gatal lho Dik”, pinta Ibu Susan.
Dan saya agak sedikit memantapkan tangan saya dipungungnya.
“Dik Uki, masih belum terasa, sebentar saya buka dulu blazer saya.”
Dia langsung membuka blazernya, sehingga tinggalblouse-nya yang putih
dan transparan. Waduh semakin tidak tahan nih saya, karena kulit
tengkuknya yang mulus dengan sedikit rambut lembut yang tergerai di
tengkuknya (Dia kalau ke kantor selalu rambutnya disanggul di atas),
semakin menambah feminin, dan semakin membikin saya langsung terangsang.
Saya menggaruknya tetap tidak mau keras dan masih cenderung mengusap
atau membelai punggungnya, karena saya menikmati kehalusan kulit seorang
bangsawan yang berada dibalik bajunya yang tipis. Saya usap seluruh
punggungnya dengan pelan, ke atas dan ke bawah, ke kiri dan ke kanan,
terkadang tangan saya, saya telusupkan di bawah ketiaknya, untuk
menggapai payudara yang di depan.
Dia menengadahkan kepalanya, dan menggeleng-gelengkan kepalanya ke kiri dan ke kanan, sambil suaranya mendesah,
“Uuhh enak Dik Uki.. enaakk..uuhh..”
Mendengar desahannya yang merangsang, rudalku langsung tegak bak tugu Monas.
Sekujur tubuhku mulai menggigil dan seperti dialiri setrum listrik yang
halus merambat di sekujur tubuh dan terpusat di kemaluanku.
Tenggorokanku terasa kering, dan susah bicara, karena nafsuku yang
langsung menggebu.
Baru kali ini saya bisa menikmati tubuh seorang bangsawan yang bersih,
terhormat dan sangat terjaga dari tangan laki-laki lain, selain
suaminya.
Karena Dia duduk membelakangiku yang berdiri sambil memijit-mijit
punggungnya, batang kemaluanku langsung kutempelkan di punggungnya yang
lembut seperti sutera. Kugesek-gesekkan batang kemaluanku ke punggungnya
dengan pelan. Dan Dia berkali-kali melenguh,
“Uughh, enachh Dik, enaak, terus Dik.”
Dia membimbing tanganku untuk mengusap dua gunung kembar yang kencang
dan kenyal. Kuusap payudaranya dengan lembut, kucium tengkuknya dengan
lembut, dan kugesekkan batang kemaluanku ke pungungnya dengan lembut.
Aku sangat tahu, kalau melayani tipe wanita seperti Dia ini harus dengan lembut dan dengan menggunakan perasaan.
Kucium tengkuknya dengan lembut, Dia sekali lagi menengadahkan kepalanya
ke atas, matanya sambil terpejam, dan bibirnya yang tipis terbuka
sedikit, dan mulutnya hanya bergumam, “Emm.” Aku tahu itu artinya dia
sangat menikmati.
Tanganku, kuusapkan dengan lembut di sekeliling payudaranya, dan
kulingkari masing-masing payudaranya dengan kedua tanganku, sengaja aku
tidak sentuhkan tanganku ke pentilnya, untuk memberikan sensasi yang
sangat halus dan perlahan.
Beberapa kali tanganku mengitari sekeliling payudaranya, kemudian
perlahan-lahan tanganku kutarik untuk mengusap pipinya. Kutengadahkan
wajahnya, dan kucium keningnya dengat lembut sekali. Aku bisa rasakan
kelembutan nafasnya di wajahku, bibirnya yang tipis masih mengeluarkan
gumaman yang lembut,
Baca juga kumpulan cerita seks dewasa ngetotin janda binal cerita sek dewasa.
“Dik Uki.. emm.. eemm..”
Dengan perlahan aku membalikkan badan Dia ke arahku, dengan cara memutar
kursinya, dan saya membimbing dia untuk berdiri dengan perlahan, kini
aku dan Dia sudah berhadapan, sama-sama berdiri, dadaku menempel ke
dadanya, dan aku bisa merasakan kekenyalan susunya, dan saya
membayangkan betapa indahnya bukit kembarnya.
Tanganku kudekapkan ke pinggangnya, dan telapak tanganku kuusapkan ke
pantatnya yang juga sangat indah dan kencang. Tangannya memegang
pundakku dengan lembut, kepalanya sudah menengadah ke atas, dan tatapan
matanya.. waduh, jernih dan indah menatap mataku tanpa berkedip.
Kusentuh bibirnya dengan lembut, kuusapkan perlahan bibirku ke bibirnya.
Dia memberikan reaksi dengan mengencangkan dekapannya ke pundakku dan
dadanya ditempelkan lekat ke dadaku, tanganku kudekapkan semakin erat ke
pantatnya dan agak kutarik ke atas pantatnya, sehingga kakinya agak
diangkat ke atas. Waduh ciumannya sangat lembut, perlahan-lahan
kuusapkan lidahku ke lidahnya, dia memberikan reaksi yang sama,
menyapukan lidahnya ke seluruh mulutku. Tanganku mulai mengusap-usap
punggungnya naik turun dengan lembut. Aku menikmati sekali kehalusan
kulit punggungnya.
Setelah aku puas menciumi bibir, wajah dan pipinya, ciumanku
perlahan-lahan kuarahkan ke lehernya. Dia menggeleng-gelengkan kepalanya
ke kiri dan ke kanan, matanya masih terpejam menikmati, nafasnya agak
memburu, dan mulutnya masih bergumam,
“Mmm.. uhh..”
Ciumanku mulai bergeser ke bawah, ke belahan dadanya. Kancing blousenya
yang di depan dengan mudah kubuka satu persatu, sehingga tersingkap
sudah BH hitam yang menyangga dua buah payudaranya yang padat, bulat,
kenyal, bersih dan ranum. Kuciumi lehernya dengan sangat lembut, ke
pundaknya, bergesar turun ke sebelah atas payudara yang tidak ditutup
BH. Dia semakin menengadahkan kepalanya, punggungnya juga semakin
melengkung ke belakang, kedua tangannya memegang kepala saya dan sedikit
meremas rambut saya, tandanya semakin menikmati gaya permainanku.
Kedua tanganku memegangi dibawah kedua ketiaknya, biar Dia tidak
terjerembab ke belakang, tapi bibirku masih mengusap daerah leher dan di
atas payudara.
Aku sengaja memperlama untuk menyentuh payudaranya, apalagi pentilnya.
“Diik..Ukii.. uugghh.. sstt”, sambil mulutnya berdesis kenikmatan.
Blousenya yang masih menempel di pundaknya perlahan-lahan kulepaskan,
sehingga pemandangan kemulusan dan kemolekan tubuh Dia terpampang jelas
di hadapanku, dan terkena sinar lampu down light kekuningan yang berada
di langit-langit tepat di atas kami berdua, menambah romantisnya suasana
malam itu yang tidak akan pernah kulupakan. Sekali lagi tanganku
kugunakan meremas sebelah pinggir dari payudaranya, dan tampak bahwa
payudaranya sudah mulai mengeras.
Tanganku mengusap punggungnya dengan perlahan sambil membuka tali BH
yang ada di punggungnya. “Click” sekali jentik langsung terbuka pengait
BH-nya. Dengan pelan kuturunkan tali BH yang ada di pundaknya, akhirnya
BH-nya kulepas.
Woow, terlihat pemandangan indah sekali, dua gunung kembar yang kuning
dan bersih dengan puncaknya yang kecil yang sudah berdiri tegak. Aku
sudah sangat terangsang tapi aku tidak boleh gegabah. Kuusap payudaranya
dari sebelah bawah dengan tangan kananku, tangan kiriku masih mendekap
punggungnya untuk menjaga agar Dia tidak terjatuh, dan kucium
payudaranya, berkeliling mengitari pentilnya, dan tangan kananku masih
mengusap-usap sebelah luar payudara, tapi dengan gaya agak memeras.
Kedua tangan Dia memegang erat pundakku tanda sudah semakin gemes, untuk
dicium pentilnya.
Karena aku sudah merasa waktunya tepat, maka dengan lembut kukulum pentilnya.
Dan reaksinya,
“Aaaughh, uuhh..ss.. uuhh”,
Dia melenguh-lenguh dan mendesis-desis keenakan, seakan-akan yang dinantikannya telah tiba.
Meskipun kondisinya sangat terangsang, tapi lenguhan itu tetap lembut
dan terdengar lirih. Kukulum pentilnya, kugesek-gesek pentilnya dengan
lidahku, dan kugigit lembut pentilnya, tanganku tetap meremas-remas
lembut payudaranya.
Setelah aku puas mempermainkan pentilnya kiri dan kanan bergantian,
kulepaskan bibirku dari susunya, dan kugeserkan mulutku ke bawah ke
seputar perutnya yang datar dan mengeluarkan aroma parfum yang lembut
dan semerbak.
Ketika mulutku terlepas dari susunya, Dia kelihatan menghela napas lega
dan baru bisa bernafas dengan tenang. Aku menciumi perutnya dengan agak
sedikit jongkok. Kucium pusarnya, dan kujilati pusarnya dengan lidahku.
Dia menggelinjang kegelian. Karena terlalu lama berdiri atau karena
sudah sangat terangsang, Dia sudah tidak kuat berdiri dan dia bergeser
ke belakang duduk di meja kerjanya. Aku berdiri dengan kedua lututku dan
aku tetap jilati pusarnya dan perutnya. Dia menggelinjang kegelian, dan
mengusap-usap rambut kepalaku dengan tidak beraturan, terkadang
meremas, menjambak dan mengusap rambutku. Sehingga rambutku sangat
kacau.
Puas dengan permainan perut, Dia kurebahkan di meja kerjanya. Untungya
meja kerja Dia cukup besar. Kupelorotkan rok bawahannya, sekaligus
dengan CD-nya. Sekarang tampak di hadapanku seorang putri yang kuning,
bersih, dengan kaki dan betis yang aduhai indah, terbujur pasrah di
hadapanku.
Kunikmati tubuh Dia sebentar, karena selama ini aku hanya bisa
membayangkan keindahan tubuhnya, tanpa berharap untuk dapat
memandangnya. Tapi ternyata malam ini apa yang kudapatkan jauh dari yang
kubayangkan. Seorang wanita dengan tubuh montok dan kuning mulus,
dengan kaki dan betis ramping. Dua buah dada yang tidak terlalu besar,
tapi bulat, padat dan kencang, sehingga cocok dengan kesan payudara
seorang putri. Bentuk lengan dan bahu yang padat bulat dan berisi.
Dia telentang di atas meja di hadapanku, aku masih berdiri. Aku mencium
pipinya sekali lagi dengan lembut, kuusap payudaranya dengan lembut.
Kedua tangan Dia merangkul leherku dengan erat. Kedua kakinya
bergerak-gerak dengan halus pertanda sangat terangsang. Perlahan-lahan
tanganku kugerakan dari susunya turun ke perutnya. Kuusap sebentar
perutnya dan bergerak turun ke bawah mengusap pahanya. Paha yang selama
ini hanya bisa kupandang. Aku usap pahanya naik turun dengan tetap mulut
kami masih saling memagut.
Erangan-erangan kecil keluar dari mulut Dia,
“Ugh.. ugh.. emm.. emm..”
Tanganku bergerak dari sekitar pahanya terus mengusap sekitar bibir kemaluannya.
Dengan perlahan kedua kaki Dia mengembang, memberi kesempatan tanganku
untuk mengelus kemaluannya. Tetapi kemaluannya belum kuelus, hanya kedua
selangkangan saja yang aku belai dengan kedua jari telunjuk dan jari
manis bersama-sama. Kuelus selangkangannya naik turun, dan Dia menambah
kecepatan gerakan kakinya. Dengan pelan Dia mengangkat pantatnya,
sehingga kemaluannya juga ikut naik. Aku tahu ini pertanda agar aku
dapat segera mengelus kemaluannya. Kuusap pelan dan dengan jarak
sentuhan yang kubuat serenggang mungkin antara bibir kemaluannya dan
telapak tanganku, membuat gelinjang Dia menaikkan kemaluannya untuk
menyentuh tanganku semakin tinggi.
Kubelai rambut kemaluannya yang lembut, tipis dan tertata rapi. Setelah
puas memainkan sekitar kemaluannya, dan liang kemaluan Dia sudah semakin
terbuka dan semakin basah. Kusentuh klitorisnya dengan sedikit ujung
dari jari tengahku dengan lembut dan.. “Uuhhgh”, lenguhan Susan
kenikmatan.
Baca juga cerita seks melayu janda penjaga warung.
Gerakan kakinya sudah semakin tidak teratur. Tiba-tiba tanganku dijepit dengan kedua pahanya.
“Diik Ukii.. aakkuu.. nggakk.. taahh..”
Kemudian tangannya menarik punggungku sebagai bertanda agar aku segera
menaiki tubuhnya. Kutarik kedua kakinya ke arah pinggir meja, sehingga
kedua kakinya terjuntai, kemudian Dia membuka kedua selangkangannya
dengan tidak sabar. Aku sempat memandangi kemaluannya, dan seakan liang
kemaluannya merah seperti bibir gadis yang memakai lipstik yang sedang
merengek.
Kugesekkan batang kemaluanku pelan-pelan ke bibir kemaluannya, dan Dia mengerang lagi,
“Uugghh.. uughhg..”
Kumasukkan dengan pelan batang kemaluanku ke liang kemaluannya. Belum
sampai habis masuk semua, kutarik kembali dan kumasukkan kembali. Dengan
gesekan-gesekan yang pelan tersebut membuat erangan Dia semakin tidak
beraturan. Untuk melayani tipe seperti Dia ini, kugunakan gaya gesekan
5:1, artinya lima kali keluar masuk setengah batang kemaluan, baru
sekali masuk seluruh batang kemaluan. Dan pada saat masuk yang seluruh
batang kemaluan, erangan
Dia semakin hebat. Dengan gaya lembut dan 5:1 ini kami bisa saling menikmati.
“Uuugghh.. acchh.. Diikk.. Ukii.. ucchh.. sstt.. uhh..”
Erangan erangan yang tidak beraturan tetapi artinya hanya satu yaitu Enak.
Sambil kugenjot pelan batang kemaluanku, kedua tanganku dengan leluasa
meremas kedua susunya, yang bergerak-gerak naik turun tergantung
sodokanku.
Kadang-kadang tanganku mengusap wajah dan pipinya, kadang-kadang mengusap perutnya.
Setelah cukup lama aku melakukan genjotan 5:1, tiba tiba kedua paha Ibu
Susan diangkat dan dililitkan ke pinggangku. Kedua tangannya mendekap
diriku, mulutnya sedikit menganga dan mendesis..
“Diikk..Uuu..Ki.. saa..yaa saampaaii.. uuhhff.”
Kupegangi pinggangnya untuk menekan liang kemaluannya ke batang
kemaluanku. Setelah Dia selesai mengejang dan nafasnya tersengal-sengal,
aku mulai lagi dengan genjotan, tetap dengan gaya 5:1.
Dia melenguh, “Uuff.. uff.. uuff.. Dik Uki beluumm yaa. Ayo donk.. uff.. uff jangan ditahaan.. uuff.. ugh..”
“Sebentar Bu!” kataku.
“Dik.. uhff, ceepetan dikit.. Dik.. ughf.. uhfgg.. aa.. ku mau uhgf uff uff.. keeluar.. laa.. ggii..”
“Sebentar Bu, aku juga sudah.. mma.. uu.. saammpai..”
Tiba-tiba ada aliran listrik menjalar dari ubun-ubun turun ke arah
kemaluanku dan semakin-lama semakin mengencang. Batang kemaluanku seakan
balon yang ditiup dan mau pecah.
“Aachghh.. accghh.. Buu.. Sussann.. aku mmau keluarr..”
Dia memegang erat tubuhku dan
“Crret.. crrett..” keluar semua cairan yang ada di seluruh tubuhku dan “Aaachh..”
Kami berdua terkulai lemas dengan badan penuh keringat dan nafas terengah-engah.
“Dik Uki, makasih ya Dik, kamu telah memberi saluran yang selama ini tersumbat.”
![]() |
DOWNLOAD VIDIONYA DISINI |
Aku sangat puas malam itu, karena aku tidak dapat membayangkan, ternyata
aku bisa menikmati tubuh seorang wanita terhormat, yang selama ini
orang luar sangat menghormatinya, tapi ternyata malam ini dia begitu
pasrah menyerahkan tubuhnya kepadaku.
Jam telah menujukkan pukul 22.00 ketika permainan kami usai, dan kami
berdua segera masuk ke toilet untuk membersihkan dan merapikan badan
kami masing-masing.
Dan sebelum pulang aku mendapat tugas baru dari Dia, yaitu membantu
membersihkan cairan yang membasahi meja kerja Dia, dan membantu
merapikannya. Sambil merapikan mejanya aku berbisik ke telinga Dia,

Baca juga kumpulan cerita panas dewasa ngentot Ibu mertua.
“Bu meja ini dirapikan ya.. karena besok malam mau dipakai lagi”,
Dia hanya tersenyum dan mencubit mesra lenganku.
Hal tersebut kuulangi setiap ada kesempatan, baik di kantor ataupun di
hotel, tapi rahasia tersebut tidak terbongkar dan kami saling menjaga
rahasia.
Dan kalau pagi hari, Dia kembali memerankan perannya sebagai atasan yang
berwibawa, profesional, tetapi kalau malam, melenguh-lenguh dan
menggelinjang-gelinjang di bawah selangkanganku.
0 komentar:
Posting Komentar